Hingga saat ini,
pandemi virus corona atau yang juga dikenal sebagai covid-19 belum juga
berakhir. Data terbaru yang diterbitkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO)
menyebutkan bahwa hingga saat ini virus tersebut sudah menyebar di 213 negara
dengan kasus terkonfirmasi sebanyak 2.203.927 kasus dan angka kematian mencapai
148.749 kasus. Di indonesia sendiri, virus corona atau covid-19 masih terus
mewabah, bahkan kini sudah 34 provinsi atau seluruh provinsi di indonesia telah
terjangkit covid-19. Data terbaru yang diterbitkan oleh gugas covid-19
menyatakan bahwa di indonesia terdapat kasus terkonfirmasi positif covid-19
sebanyak 6.575 kasus, dengan angka kesembuhan 686 kasus dan korban meninggal
dunia sebanyak 582 orang.
Hal ini tentunya
mengkhawatirkan banyak pihak, karena virus ini dapat menyebar dengan sangat
cepat dan tidak terkendali. Selain disebabkan daya tahan virus yang cukup lama,
kesadaran masyarakat untuk mengisolasi diri juga sangatlah kurang sehingga
korban covid-19 terus berjatuhan.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh seorang
peneliti dari tiongkok yang bernama wei jie guan, diperoleh data mengenai
persentase gejala pasien covid-19, yaitu sebagai berikut :
- Gejala
awal demam sebanyak 43,8% penderita.
- Batuk
sebanyak 67,8 % penderita.
- Diare
sebanyak 3,8 % penderita.
- Hadirnya limfositopenia sebanyak 83% penderita pada saat masa awal terinfeksi covid-19.
Perlu digaris bawahi
bahwa persentase gejala covid-19 yang terbesar adalah hadirnya kondisi
limfositopenia sebanyak 83%. Lalu, apa yang dimaksud dengan limfositopenia itu
? Limfositopenia merupakan suatu kondisi ketika sel limfosit berada dalam
jumlah yang rendah. Limfosit sendiri merupakan salah satu jenis dari sel darah
putih. Setidaknya, sebanyak 20 – 40 % sel darah putih merupakan sel limfosit,
yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu limfosit B, limfosit T, dan sel pembunuh
alami. Dibandingkan jenis sel lainnya, limfosit T merupakan sel yang paling
sering menurun jumlahnya dalam kasus limfositopenia.
Diketahui, ada beberapa
faktor yang dapat menyebabkan turunnya jumlah sel limfosit seseorang, yaitu :
- Tubuh
tidak memproduksi limfosit dengan jumlah yang cukup.
- Tubuh
memproduksi dalam jumlah cukup, namun sel yang dihasilkan mudah hancur.
- Sel
limfosit terperangkap didalam limpa.
Karena sel limfosit memiliki
peran sebagai pembentuk sistem kekebalan tubuh, maka dengan adanya kondisi
limfositopenia tubuh seseorang menjadi sangat rentan terkena infeksi, salah
satunya adalah covid-19. Pada kondisi normalnya, ketika tubuh terpapar zat
asing seperti virus, maka tubuh akan menghasilkan antibodi atau antigen untuk
membunuh zat asing tersebut. Tetapi, pada orang yang mengalami limfositopenia,
jumlah antibodi yang dihasilkan tidak mencukupi untuk menghalau zat asing yang
masuk kedalam tubuh, sehingga tubuh pun dapat terinfeksi dengan mudah.
Ketika
virus covid-19 berhasil masuk kedalam tubuh, maka sel antibodi yang tersisa
akan bereaksi terhadap zat asing tersebut dan menyebabkan tubuh mengalami
beberapa gejala, yaitu :
- Mengalami
demam atau peningkatan suhu tubuh diatas 38 derajat celcius.
- Batuk
tidak berdahak.
- Sakit
tengorokan.
- Mudah
lelah.
- Sesak
napas
Pada kondisi infeksi
covid-19 yang sudah parah, berbagai gejala tersebut akhirnya berkembang menjadi
penyakit sesak napas akut yang dapat menghambat jalan napas. Hal inilah yang
menjadi penyebab utama kematian penderita covid-19. Oleh karena itu, sebagai
masyarakat yang baik, kita harus selalu mengikuti aturan pemerintah untuk tetap
diam dirumah hingga pandemi ini berakhir. Jika terpaksa harus keluar rumah
untuk suatu keperluan yang urgent, disarankan untuk mengenakan masker. Jangan
lupa juga untuk selalu menerapkan pola hidup sehat seperti cuci tangan dengan
sabun setiap habis menyentuh apapun, dan juga tetap menjaga jarak aman dengan
orang lain.
Bila ada pertanyaan bisa email ke : info@rusabook.com dan kunjungi website kami di http://www.rusabook.com